Minggu, 21 Juni 2009

Habib Husein Al-Habsy : Apa PKS Tidak Tahu Istri Boediono Katolik??

Setelah sebelumnya istri sby yang di bilang terbukti kristen karena bernama Kristiani yang kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia (FK-UKI), walaupun dia mengelak dengan ini apakah dia menjadi tidak beragama? tentu tidak dia tetap mengakui Islam, sekarang ini PRESIDEN Ikhwanul Muslimin Indonesia (IMI) Habib Husein Al-Habsyi begitu geram ketika parpol-parpol Islam tetap berkoalisi mendukung SBY meski yang dipilih sebagai cawapres bukan dari kalangan parpol Islam. ?Apa PKS tidak tahu kalau istri Boediono itu Katolik,? ujar Habib Husein Al-Habsy kepada Sri Widodo dari Indonesia Monitor, Jumat (29/5).

ImageKenapa Anda begitu kecewa SBY memilih Boediono sebagai cawapres?

Kata William Shakespeare, janganlah terlalu royal dalam memrediksi sesuatu, termasuk kepada diri sendiri. SBY terlalu royal. Dia sudah tidak memedulikan apa yang akan terjadi, ?Silakan, saya sudah terpilih, saya bisa berbuat apa saja?. Padahal kita tahu betul pemilu legislatif tidak legitimate. Pemilu paling kocar-kacir dalam sejarah pemilu Indonesia. Penunjukan Boediono bermakna SBY mengabaikan partai Islam.

Mengapa parpol Islam tidak berhasil memengaruhi SBY?

Kita melihat partai-partai Islam yang mengatasnamakan Islam yang membuat SBY tidak memperhitungkan PKS. Padahal sebelumnya mereka ngotot tidak mau pakai Boediono, tapi tahu-tahu PKS berubah 180 derajat. Hal yang yang paling jahat di dunia ini adalah orang-orang yang memanfaatkan theologi untuk kursiologi dan fulusiologi.

Seburuk itukah partai Islam?

Saya adalah orang yang paling tidak suka terhadap partai-partai Islam di Indonesia, karena mereka memanfaatkan umat yang masih setia, konsekuen, dan istiqomah dengan relijius. Mereka dimanfaatkan oleh politisi yang mengaku relijius tetapi jahat, semata untuk uang dan kursi. Kata Imam Ali, orang yang paling bodoh di dunia ini adalah dia tertipu dengan dunianya. Tapi akan lebih bodoh lagi kalau dia tertipu oleh dunianya orang lain. Nah, partai-partai Islam ini tertipu untuk dunianya orang. Jadi, bagaimana SBY mau segan terhadap Islam, mau memperhitungkan Islam kalau parpol Islam seperti itu.

Seperti itu bagaimana?

Mana mungkin dalam waktu beberapa jam saja PKS bisa berubah pandangan 180 derajat. Saya yakin ini ada penawaran-penawaran tertentu. PKS pasti mendapat penambahan jatah menteri. Mungkin PKS bilang, ?Menteri agama jangan dikasih ke nasi uduk, jangan dikasih ke NU, kasih saja ke PKS?. PKS ini kan Wahabiisme.

Bukankah itu bagian dari negosiasi dengan SBY?

Bukan. Itu satu penghinaan dari SBY terhadap partai-partai Islam. Itu satu kesombongan yang ditunjukkan oleh SBY. Kita tahu SBY menderita satu penyakit yang sangat kronis, yakni dia tidak ragu-ragu untuk ragu-ragu. Dalam segala hal dia selalu tidak ragu-ragu untuk ragu-ragu. Tapi dalam hal pemilihan cawapres, bagi SBY tidak ada keraguan sama sekali karena partai Islam bisa diakali.

Apa karena lobi mereka terlalu lemah?

Satu hal dari PKS dan partai Islam lainnya, mereka sama sekali tidak diperhitungkan oleh SBY. Tapi mereka semua justru mengakali umat untuk kepentingan mereka masing-masing. Apakah PKS tidak tahu bahwa istrinya Boediono Katolik? Tapi saya tidak akan bahas itu, Katolik atau bukan, tapi kejadian ini menunjukkan keadaan yang tidak demokratis. Boediono ini Islamnya Islam iwak ya iwak, celeng ya celeng, Islam tra-la-la. PKS sadar tentang hal ini, tapi mereka berhitung dengan kursi yang bakal diperoleh, makanya tutup mata dengan penunjukan Boediono.

Bukankah banyak orang Jawa yang Islamnya seperti Boediono?

Islam Kejawen tidak kita persoalkan, tapi ada Islam yang menjadi antek asing. Dia itu memang neoliberal sekali. Dia itu antek AS, antek Barat, dan antek kapitalis. PKS sendiri menyadari hal itu. Dalam strunggle, perjuangan ideologi di dunia ini, tidak ada tiga, yang ada dua, right atau wrong, haq atau bathil, haram atau halal. Kata Imam Ali, barang siapa yang menyatakan netral dalam satu persoalan prinsip, gelindingkan dia ke tempat lawan. PKS memakai akal-akalan dengan berdalih agama.

Kalau SBY-Boediono terpilih akan seperti apa wajah bangsa ini?

Pertama, pemilu legislatif tidak legitimate, karena ada 50 juta orang tidak ikut pemilu dan Mahkamah Konstitusi ngakali. Panwaslu lapor ke polisi, tapi polisi sengaja mengulur waktu sampai waktunya habis. Saya tidak takut ngomong apapun, wong saya tidak punya kepentingan. Saya tidak mengomprengkan baju gamis saya, jenggot saya untuk dunia. Tidak. Yang paling bikin rusak agama ini adalah habib omprengan, kiai omprengan, ustad omprengan, dan yang paling melacur di dunia politik, menjual agama, adalah partai-partai Islam.

SBY menggaransi Boediono penganut Islam yang taat, menurut Anda?

SBY jelas berbohong. Itu sesuai dengan keyakinan dia bahwa politik merupakan alat untuk mencapai kekuasaan dengan jalan apa saja. Kenapa dia memilih Boediono, karena apa yang ada di balik yang ada. Ini pasti pesanan dari zionis internasional, IMF, World Bank, agar memilih Boediono. Seperti Purnomo Yusgiantoro, itu pesanan dari Vatikan. Siapa yang berani utak-atik kasus Karaha Bodas. Itu kan milik Yusgiantoro.

Mengapa Anda tidak berjuang lewat partai?

Kalau kita ikut-ikutan, sama saja kita sekarang menggulingkan maling yang satu untuk mengangkat maling yang lain.

Kalau dikatakan Boediono titipan asing, apa yang diharapkan asing terhadap Boediono?

Kita lihat Megawati yang tidak punya knowledge, hanya lulus SMA saja, dia bisa jual aset-aset negara. Bagaimana dengan Boediono yang pintar itu, dia pasti akan melebihi Megawati. Sistem pasar bebas ini pasti akan betul-betul digalakkan, akibatnya yang miskin tambah miskin yang kaya tambah kaya, lalu akan terjadi hukum archimedes, sebuah benda dimasukkan ke dalam air, maka benda itu akan mendapat gaya tekanan ke atas sebesar air yang ditumpahkan, dan akan terjadi revolusi jalanan. Kemarahan rakyat dan muslim yang baik akan memuncak. Pengaruh kemiskinan bisa membuat orang bersatu.

Bagaimana Anda melihat non-Islam menjadi istri wakil presiden?

Kalau Islam mayoritas dipimpin oleh minoritas, itu tidak boleh. Tidak usah bicara soal agama deh, secara demokrasi hal itu tidak demokratis. Itu namanya penindasan manusia atas manusia dalam soal ideologi, theologi. Itu akan menimbulkan pergerakan dan kehancuran. Itu memberi kesempatan kepada kelompok radikal atau ekstrem untuk bertindak. Di mana pun kelompok radikal tidak akan membawa kebaikan kecuali kehancuran. Indonesia bisa seperti Pakistan.

Penetapan Boediono akan memicu radikalisme?

Ya, radikalisme. Radikalisme itu tidak hanya Islam saja, semua agama, semua mahzab, semua isme itu memiliki kelompok radikal, kelompok fundamentalis.

Bagi Boediono status agama tampaknya tidak terlalu penting?

Ya itu tadi, Islam tra-lala, dan yang mengangkat dia menjadi muslim yang taat adalah SBY. Klop deh.

Apa karena itu sehingga dia belum naik haji juga meski kekayaannya Rp 22,6 miliar?

Tanya saja ke PKS, mau apa dia. Sekarang bagaimana mungkin Boediono mau naik haji, wong dia tidak punya keyakinan ke situ kok. Nanti untuk menenangkan rakyat, dia akan naik haji dengan dana ?Atas Biaya Dinas?, semua bisa diatur.?

Sumber:
http://www.indonesia-monitor.com/main/index.php?option=com_content&task=view&id=2333&Itemid=33

1 komentar:

Vizi Mharoo Sukanasi on 30 Juni 2009 pukul 19.13 mengatakan...

Saya dukung

Habib Husein Al-Habsyi

Sebarkan...

Posting Komentar

 

Followers

SBY Presidenku Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono Copyright © 2009 Gadget Blog is Designed by Ipietoon Sponsored by Online Business Journal